Desember 13, 2011
Busana Muslim Etnik Indonesia Bersiap Menuju Paris
INDONESIA menjadi tamu kehormatan dalam ajang “International Fair of the Muslim World” di Le Bourget, Paris, pada 17-19 Desember mendatang. Kesempatan istimewa dimanfaatkan 12 desainer busana muslim Indonesia untuk menampilkan koleksi dengan sentuhan etnik.
Ke-12 desainer tersebut, ialah Anne Rufaidah, Boyonz Ilyas, Dian Pelangi, Hannie Hananto, Irna Mutiara, Jenny Tjahyawati, Malik Moestaram, Merry Pramono, Monika Jufry, Najua Yanti, Nieta Hidayani, dan Nuniek Mawardi.
Bertepatan dengan musim dingin di pusat mode dunia, Paris, tak sedikit dari desainer menyuguhkan aksentuasi warna syahdu khas musim dingin. Tak ketinggalan, penggunaan material yang tebal dan hangat. Contohnya, Nuniek Mawardi yang menggunakan coat sebagai pakaian luar juga bordir Tasikmalaya dengan motif merak dan olahan material tie-dye sebagai garis rancangannya.
“Harapannya, koleksi ini tak hanya digunakan saat musim dingin saja, tapi juga musim panas,” kata Nuniek pada konferensi pers “Road to Indonesia Islamic Fashion goes to Paris” di Epicentrum Elite Club, Jakarta, Minggu (11/12/2011).
Jenny Tjahyawati mengedepankan koleksi bertema “Bali Monojuku”, yakni konsep kimono harajuku dengan songket Bali dan benang acrylic. Sementara, Anne Rufaidah menampilkan kreasi handmade dengan tenun Tasikmalaya dan kulit domba Garut untuk tas dan topi.
“Rancangan saya merupakan prediksi bahwa masyarakat Eropa masih menyukai kreasi handmade,” sahut Anne pada kesempatan yang sama.
Beberapa desainer tetap menyuguhkan kreasi ready-to-wear yakni kombinasi material kaus dengan sentuhan khas Indonesia, seperti batik, kain tenun, hingga aksesori perak dari Kotagede.
“Mereka berencana menampilkan desain yang bisa diterima oleh dunia internasional, namun dengan eksotisme dan kekhasan Indonesia, sesuatu yang berbeda,” tutup Jeti R. Hadi selaku Direktur Seni dan Budaya Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC).
(ftr)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: