Agustus 11, 2010
Kalung Air Mata
Aku sendiri dicekam sunyi malam ini. Sendiri meluncur hanyut terseret alun sungai cahaya yang gemerlapan, tetapi menderaskan kehampaan. Aku meluncur dan mengapung, terus berpusaran timbul tenggelam dalam riam kehampaan sembari memandangi gedung-gedung yang tampak berkilauan terpiciki tempias cahaya yang bergemericikaan bagai hujan. Dan aku hanyut meluncur entah kemana seumpama pengembara dengan sampan melintasi lautan kesunyian yang tampak menakjubkan ketika tertimpa cahaya bulan. Hingga menampak keretap pecahan cahaya keperakan di permukaan air, bagaikan berjuta pecahan mutiara yang berkilauan terapung-apung ringan di permukaan kesunyian. Sementara cahaya terus meruap dan meluap, menenggelamkanku dalam dunia yang penuh dengan sandiwara.
Disinilah aku katakan cinta untuknya. Disinilah aku memeluk erat tangannya dan mengatakan janji bersama untuk selamanya. Kubertanya pada bulan tapi ia tak menjawab. Kubertanya pada bintang tapi ia tak menampakkan kerlap – kerlip indahnya.
“Tersenyumlah engkau disurga. Aku percaya, disana kamu akan bahagia” gumam Satria.
Sedang aku terseret entah ke mana!
Sampai kemudian aku tersadar, aku telah terdampar di rumahku sendiri. Mentari telah menyambutku pagi ini.
Aku bergegas berangkat ke sekolah berharap aku masih bisa melihatnya. Dan aku inginkan kejadian malam tadi itu hanyalah sebagai bunga tidurku.
“Pagi Sat... Pagi amat kamu datang kesekolah. Biasanya bel berbunyi kamu baru datang.”sahut Putri yang bisa dikatakan “peri kecil”nya Satria akhir-akhir ini.
“Eh kamu put. Pagi juga Putri... Semalam aku mimpi aneh yang membuat aku ingin segera berangkat kesekolah” jawab Satria.
“Wah... Apaan tuh?” tanya Putri keheranan.
“Semalam aku bermimpi, eummm.... Wanita yang aku impikan meninggal. Ia hanya meninggalkan harapan yang belum tersampaikan. Jadi pagi ini aku gak mau kehilangan wanita itu untuk kedua kalinya meskipun yang pertama kalinya itu hanya ada di dalam mimpi” jawab Satria.
“Gitu yah? Ko bisa? Sebenarnya kalau boleh aku tahu, siapa sih wanita yang kamu harapkan itu Sat?” tanggap Putri mencoba mencari tahu.
“Aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Dengan melihatnya bahagia saja aku sudah senang. Karena cinta itu senang melihat orang yang dicintainya bahagia.” Pungkas Satria.
Akhir – akhir ini hubungan aku dan Putri semakin dekat. Bisa dikatakan menjalin hubungan tanpa status.
Aku takut akan malam. Karena dalam malam aku bisa tahu akan kebenaran dan kemunafikan.
“Inikah balasan Tuhan untukku yang selalu menyakiti seorang wanita? Tuhan sampaikanlah rasa cintaku untuknya. Izinkanlah aku untuk memilikinya. Aku sungguh cinta. Aku sungguh sayang. Jangan biarkan ini hanya akan menjadi mimpi selamanya. Harapkan sempurna Tuhan.” Gumam Satria.
Air mata ini begitu indah, mengalir berbulir-bulir penuh cahaya serupa permata. Aku ingin memunguti dan menguntai air mataku sendiri menjadi kalung dan mengenakan di leher jenjang perempuan itu. Siapa tahu, kalung air mata ini dapat menjadi fakta betapa cintaku bukanlah hanya sebuah opini belaka.
Sedang aku berbicara sendiri !
“Hey Sat!” Sahut Putri yang mebuatku kaget.
“Eh Put, ko kamu ada disini? Kamu tau dari siapa aku disini? Tanya Satria.”
Malam itu hanya aku dan Putri berada diatas bukit memandang keindahan kota.
“ Mau tau aja. Indah yah kota ini. Tadinya sih aku mau ngajak kamu belajar bareng, tapi aku tau pasti kamu gak ada di rumah jadi aku langsung kesini aja”. Jawab Putri
“ Lantas kamu tau dari siapa aku disini?” tanya Satria.
“ Aku tau dari hatiku sendiri”. Jawab Putri
“Hah? Bisa aja kamu Put...” Pungkas Satria tersenyum
“ Sat, aku datang kesini karena aku sahabatmu. Aku ingin tahu siapa wanita yang kamu impikan. Ayolah Sat ngomong, dulu saat aku jatuh kamu ada membuatku bangun. Dan inilah saatnya aku membalas semua yang telah kamu lakukan untukku.” Ungkap Putri
“ Kamu ingin tahu? Kalau aku memilih kamu bagaimana?”
“ Hah? Jangan becandalah Sat...”
“ Put, aku serius! Aku cinta kamu. Aku sayang kamu! Mungkin hanya maaf yang bisa kukatakan untukmu, selama ini aku telah membuatmu bingung karena tingkahku. Ucapanku tak sesuai dengan perbuatanku. Mungkin kamu lebih menyebutnya dengan opini yang tidak sesuai dengan fakta. Tapi semuanya kulakukan agar tidak percuma. Aku sudah memikirkannya dengan matang. Kamulah Put wanita yang selalu berada dalam mimpiku.” Ungkap Satria
“ Sat, kenapa sih kamu bisa suka sama aku?” tanya Putri
“ Ini dari hati Put. Aku gak bisa ungkapinnya. ?” Jawab Satria
“ Ah taik, sebelum – sebelumnya semua cowo selalu saja bilang, “aku serius”, “ini dari hati”, toh faktalah yang berbicaralah. Akhir – akhirnya selalu saja menyakitkan.”Gumam Putri
“ Tapi Put... Aku serius sama kamu. Terkadang aku sangat cemburu walau memang sebenarnya tak perlu dan tak pantas. Tapi ini yang aku rasakan.”
“ Kamu katakan serius tapi mana buktimu, hanya opini belaka! Kamu nyuruh aku nunjukin agar kamu benar – benar yakin sama aku. Tapi aku bingung Sat, kalau sikapmu seperti ini, aku hanya bisa menyimpulkan kamu hanya main – main.”
“ Oke kalau itu yang kamu mau. Besok aku akan tunjukan betapa aku mencintai kamu!” Jawab Satria
“ Sat, kamu telah ada di hati tapi tak pasti terjadi, kadang seolah – olah iya, tapi sedetik kemudian terpupus. Serasa dipermainkan! Apa aku yang bodoh terlalu perasa, jadi seperti ini??? Sadar Sat... Disini, dihati ini, aku mulai menyayangimu. Tapi aku sadar, walau kamu tak akan ku dapat, aku rela demi kebahagianmu. Itu yang terbaik. Sekarang, terserah anda kawan, ungkapkan, mengungkap kesalahpahaman perasaan ini atau mengungkap kebenaran yang membuat aku salah paham. Semoga kamu mengerti!” Ungkap Putri sembari menangis
Mendengar isak tangisnya, aku terhisap memasuki lorong panjang, penuh kelokan. Pada setiap tikungan, aku menemukan jejak luka yang dalam. Aku tak ingin mencari sebab dibalik matanya yang sembab. Aku sangat menghormati keputusannya untuk menangis, di antara semilir angin malam yang menikam dan mengiris.
Aku mengerti perasaannya. Ini butuh waktu. Aku tidak bermaksud mempermainkannya tapi aku ingin cinta ini menjadi tidak percuma. Aku ingin cinta ini menjadi selamanya. Aku ingin mengubah opini menjadi sebuah fakta.
“ Senja, kini berganti malam aku disini. Menatap langit berhiaskan misteri. Sesak dada ini tersedak. Menangis, tawaku adalah hina. Buta ku dibuat oleh cinta. Aku disini menantimu put. Aku tidak datang sendiri, melainkan beramai – ramai dengan perasaanku yang mengharapkanmu ada disisiku. Biarkan kusimpan rasa ini sampai kamu percaya seutuhnya padaku”gumam Satria
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama namun terasa ada. Engkaulah peri yang sesungguhnya mengisi bukan lagi mimpi melainkan hati. Semua yang kulakukan pastinya mempunyai tujuan dan semuanya kulakukan demi cinta agar cinta ini menjadi tidak percuma. Harapkan sempurna dari cinta kupersembahkan kalung air mata bahagia. Semoga suatu saat kamu bisa menerima cintaku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: